Hari Kedua Di Lampung




Hari kedua di Lampung, dan tujuan pokok dari perjalanan ini dimulai.. Jobfair.
Seperti yang temen gue bilang, Jobfair di daerah tidak seramai di Jakarta. Sama halnya di Lampung, acara mulai jam 10 dan para Jobseeker masih belum muncul.
Gue duduk sambil menahan kantuk dan rasa bosan yang menerpa, angin kali cuy menerpa.
Tidak lama setelah itu mulai berdatangan para pejuang pencari kerja. Dan seperti biasa, antrian tak henti-henti sampai sekitar jam 2 siang. Dan gue mulai lapaaar. Selain lapar, tenggorokan juga kering kerontang akibat memaparkan penjelasan kepada calon kandidat pelamar. Jie, dilamar. Uhuk.
Dan tibalah giliran gue bergantian jaga dengan Mba Tyas. Akhirnyaaaa bisa makan juga. Kepala gue udah mulai pusing hampir saja pingsan gara-gara kelaparan. Et lebay.
Selesai makan, gue dengan noraknya mencoba Live Streaming Instagram. Yups, FYI live streaming ini baru dapat digunakan oleh pengguna Instagram di Indonesia.
Dan setelah menyelesaikan makan siang 5 menit, main live streaming 25 menit (lamaan maen-maennya yak haha) gue beranjak ke tempat semula untuk kembali mempromosikan perusahaan tempat gue bekerja. Dan terdapat calon kandidat yang kocak. Dalam cerita ini gak bisa dijabarkan betapa lucunya dia. Yang pasti jadi kenangan tersendiri buat gue selama berkunjung ke Lampung.
Singkat cerita, mulai sepi lah pengunjung dan kita juga mulai membereskan berkas lamara yang masuk. Siap-siap untuk kembali ke hotel. Tapi ditengah perjalanan Mba Tyas memberi ide untuk mampir ke tempat makan bakso yang terkenal di Lampung dan pak supir pun mengiyakan. Seperti dikota-kota lain yang pernah gue kunjungi, hal yang membahagiakan selain Jakarta adalah ketiadaan masalah kemacetan yang bikin gue betah. Ya maklum lah, hampir 5 tahun tinggal di Jakarta dan hal yang tidak pernah berubah adalah kemacetannya. Momok menyeramkan tersendiri buat gue. Dimana gue memnayangkan bahwa separuh hidup gue dihabiskan diperjalanan. Selama pulang pergi ke kantor. Haft.
Dan kembali lagi ke bakso, akhirnya sampailah kita bertiga ke tempat Bakso Son Hajisony. Sebelumnya gue direkomendasi oleh teman kantor gue yang orang asli Lampung untuk berkunjung kesini. Dan kesampean juga. Seneng banget sih, karena gue memang salah satu pecinta bakso. Jadi jangan heran kalo gue bulat seperti bakso.
Gue memesan bakso seperti biasa. Tidak lama pesanan gue datang dan gue langsung bersemangan memberi sambal sebanyak mungkin agar lebih mantap. Azek.
And then, FIX gue jatuh cinta! Yep, the best bakso ever. Baksonya enak, kuahnya juga bukan lagi. Sebagai pecinta bakso, gue akan kasih nilai 100 sebagai tanda kepuasan gue. Asli, kalo gue disini bisa bahaya. Karena gue bisa tiap hari makan bakso disini. Yaelah.
Selesai dengan rasa pedas yang tertinggal, biar rasa pedas aja yang tertinggal. Jangan kenangan...
Kita langsung beranjak menuju hotel. Jaraknya dekat sekali, hanya butuh waktu kurang dari 5 menit untuk sampai hotel. Dan kita berdua langsung masuk kamar untuk membereskan berkas dan menyortir.
Okay, selesaikan pekerjaan kemudian istirahat untuk perjuangan besok.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesona 11-12-13

30 Tahun

Kehilangan Diri Sendiri