27

 

Ketika menulis ini, secara resmi gue menginjak usia 27 tahun. Selamat ulang tahun!

Seperti tahun-tahun sebelumnya, tidak ada perayaan dan tidak ada perasaan berbeda. Yang ada, gue mendapati kado tak terlupakan seumur hidup gue. Hebatnya, kado ini merupakan sapaan langsung dari Tuhan kepada gue. Dengan memberikan "sedikit" tragedi di pagi yang cerah tepat di hari ulang tahun gue.

Ketika tragedi itu terjadi (a.k.a kecelakaan motor yang menyebabkan luka ringan di tubuh dan sepeda motor yang gue kendarai), gue merasa sedih. Bahkan bisa dibilang sangat sedih dan kecewa.

Pertanyaan "kenapa?" kemudian mendadak bearanak pinak.

"Kenapa kecelakaan ini harus terjadi pada gue?"

"Kenapa kecelakaan ini terjadi tepat di ulang tahun ke-27 gue?"

"Kenapa kecelakaan ini menghambat, bahkan membatalkan niat baik gue bertemu keluarga di rumah?"

"Kenapa kecelakaan ini terjadi saat gue benar-benar dalam posisi tidak ada uang simpanan?"

"Kenapa kecelakaan ini terjadi saat gue sedang sendirian di Jakarta?" (Teman kosan gue sedang pulang ke Bogor)

KENAPA? KENAPA? DAN KENAPA?

***


Beberapa kontak gue hubungi untuk memberitahukan keadaan gue sekarang. Yang sebenarnya masih bisa disyukuri karena luka yang gue alami masih terbilang luka ringan (lecet dan memar).

Dan kemudian gue lebih memilih pergi ke bengkel untuk servis kendaraan bermotor gue karena spionnya yang lepas dan mengecek keadaan mesin yang khawatirnya malah membahayakan gue kedepannya.

Selama menunggu motor gue diservis, ada seorang bapak yang mengajak ngobrol gue. Dan akhirnya gue cerita apa yang terjadi sama gue pagi ini.

Pesan si bapak cukup singkat, tapi benar-benar membuat gue berfikir sepanjang jalan pulang ke kosan.

Bapak itu cuma bilang, bahwa "kejadian ini memang yang terbaik buat kamu. ngga usah disesali."

Selesai motor gue diservis, gue pamit dengan orang bengkel dan bapak itu seraya menjalankan motor gue dengan pelan.

Dan sepanjang perjalanan gue membenarkan perkataan bapak tadi.

Kejadian ini merupakan sapaan langsung dari Tuhan kepada gue, yang menganggap hidup gue selama 27 tahun ini tidak memiliki arti apa-apa. Padahal gue masih punya keluarga yang hadir dan selalu ada di saat terpuruk gue, dan teman-teman yang memberikan hiburan di saat sedih gue.

Entah kenapa akhir-akhir ini gue merasa useless, gue merasa bahwa kebahagiaan tidak pernah berpihak pada gue. Sempat terlintas bahwa hari ini adalah hari terakhir kesempatan gue hidup. Cukup di usia 27 tahun.

Tapi melalui kejadian ini gue sadar, bahwa gue belum cukup baik menjadi manusia sehingga Tuhan masih memberi kesempatan untuk gue memperbaiki diri lagi. Kesempatan yang gue dapat ini adalah salah satu dari banyaknya bukti bahwa Tuhan masih menyayangi gue dan masih ingin melihat perjuangan gue dalam menjalani hidup. 

Ketika gue berdiam diri dan menenangkan perasaan gue, seperti ada suara yang bilang "perjalanan gue belum berakhir, makanya gue dikasih kesempatan buat jalan lagi walaupun dengan tertatih-tatih."

Entah suara dari mana, yang pasti gue yakin itu merupakan tanda kedekatan Tuhan pada hamba-Nya di saat tidak ada satupun orang di sekeliling lu.

Dan kali ini, gue hanya bisa bersyukur bahwa Tuhan masih memberkahi gue dengan kesehataan, doa-doa teman-teman baik di sekeliling gue dan keluarga gue di rumah.

Sekali lagi, selamat ulang tahun ke-27 untuk diri gue sendiri. Gue percaya bahwa lu lebih kuat dari yang lu kira. Semangat Aas. Lu pasti bisa melewati ini semua.




Komentar

  1. Assalamualaikum buk.
    Aku cuma pen cerita, sebernya gak ada yg spesial juga sih, semua sama seperti hari² sebelumnya, cuma hari ini aku ulang tahun itu aja bedahnya, cuman rasanya biasa aja.
    Ya hari ini genap umurku 32, sama seperti tahun² sebelum gak ada perayaan, ga ada ucapan selamat dan sebagainya, yang rasa hanya aku merindukan mu itu aja sih 😁
    Pulanglah buk, aku tak ingin sendiri lagi, jauh dari mu adalah siksaan bagi ku 😔

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesona 11-12-13

Ramadhan 1444H