Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

The Most F Question In This Year

Gambar
  The Most F*cking Question In This Year, ups sorry.. Entah kenapa sepagi ini selama perjalanan ke kantor, gue merasa harus menuliskan unek-unek di blog ini. Rasanya terlalu muak dan sebel aja gitu. Haha. In my quarter life , elo pasti tau pertanyaan apa yang mengusik hidup gue kan? Yup, pertanyaan "kapan?" . Satu kata yang seringnya mengubah mood gue beberapa saat setelah pertanyaan itu dilontarkan. Gue nggak ngerti niat orang tersebut benar-benar peduli atau sekedar meledek karena dia sudah menikah dan lebih dulu memiliki kehidupan yang terasa "lengkap". Asli, gue nggak ngerti. Dan parahnya lagi, ketika satu pertanyaan itu dilontarkan selalu ada kalimat pelengkap yang membuat gue pengen ketawa sekeras-kerasnya.  "Terlalu pilih-pilih sih." Oh For God's Sake! She or He don't even know about me, guys. Because what? Because that moment it's my first time I met to her or him. Common sense aja gitu loh, elo nggak tau gue tap

Sisi Lain Dibalik Media Sosial

Gambar
Kemarin sampai hari ini publik masih dikagetkan dengan berita perceraian salah satu pasangan artis ibukota. Netizen "maha tahu" berlomba-lomba mengemukakan pendapatnya, menduga-duga siapa yang salah siapa yang benar, berspekulasi ini dan itu seolah merasa paling tahu seluruh kehidupan idolanya hanya dengan melihat media sosial. Jujur, gue juga salah satu orang yang sempat tidak menyangka kabar tersebut. Karena jika dilihat dari keharmonisan yang terlihat di televisi, kekompakan yang selalu dipamerkan, juga karunia seorang anak yang lucu membuat gue tidak pernah sedikitpun berfikir mereka akan melewati fase ini, cerai. Bagi sebagian orang, perceraian adalah kegagalan terbesar dalam hidup dan orang itu akan berdosa jika sampai mengalaminya. Tapi, bagi sebagian yang lainnya. Perceraian mungkin satu-satunya jalan keluar terbaik. Dan walaupun sudah bercerai seseorang akan tetap berhubungan baik dan bertanggung jawab kepada anak-anaknya. Dan sekali lagi, tidak semua

Surat Dari Masa Depan

Gambar
Halo, Saya Aas 😊 Iya, saya hidup tepat 15 tahun yang akan datang dari usiamu sekarang. Kini, usia saya 40 tahun. Sedang sibuk menjadi ibu rumah tangga dan mengurus bisnis pakaian yang dulu kamu sempat iseng menjalankannya. Anak pertama saya berusia 13 tahun, dan anak kedua saya berusia 11 tahun. Setidaknya, itu yang kamu bayangkan 15 tahun lalu kan? 😌 Sampai di usia ini, kamu tumbuh dengan sangat mengagumkan. Hidup kamu luar biasa dengan menjadi seorang istri yang sangat dicintai suami dan seorang ibu yang selalu dibutuhkan anak-anak. Saya tau, untuk sampai di titik ini kamu melewati banyak hal yang menyesakkan dada sampai jatuh bangun terpuruk hingga sulit percaya pada siapapun selain keluargamu. Beberapa kali kamu mempertanyakan keadilan Tuhan sampai kamu lelah dan akhirnya memasrahkan semua kepada-Nya. Saat itu kamu sudah di ambang antara percaya dan tidak. Tapi kamu akhirnya mempercayakan semuanya kepada Tuhanmu, karena kamu sadar manusia tidak memiliki kendali atas hidup

Surat Dari Masa Lalu

Gambar
Halo, aku Aas 😊 Iya, aku hidup tepat 15 tahun yang lalu di mana usiaku 10 tahun. Saat ini aku kelas 4 SD, duduk di bangku paling depan dan menjadi ketua kelas. Pelajaran favoritku Sejarah, karena guruku (Bu Ratna) men-dikte di depan kelas untuk kemudian kami salin di buku catatan masing-masing. Kamu tau rasanya? seperti diceritakan dongeng, hehe. Tapi sungguh, itu menyenangkan sekali 😎 Ohiya, aku dengar kamu sekarang sedang bingung ya? Bingung karena sampai di usia seperempat abad kamu masih belum tau makna hidup. Kamu masih hidup sendiri, dan bekerja 8 jam di kantor selama 5 hari dalam seminggu. Sejujurnya anak usia 10 tahun sepertiku juga tidak mengerti apa yang kamu rasakan, apalagi sampai memberi solusi. Tapi jangan sedih, kamu jangan merasa gagal. Coba ingat-ingat lagi kalau kamu pernah menjadi peringkat pertama 3 tahun berturut-turut di sekolah dasar. Dan bocorannya, kamu bisa mempertahankan peringkat 1 sampai lulus SD. Bagaimana? Hebat bukan? Hehe 😁 Di usia 10 tahun

Quarter Life Crisis

Gambar
Gue kira istilah Quarter Life Crisis sudah diketahui banyak orang, tapi ternyata tidak. Beberapa teman yang gue ajak bicara tentang kegalauan gue di hari ulang tahun ke-25 yang merupakan salah satu tanda Quarter Life Crisis , mereka bertanya balik "apa itu Quarter Life Crisis? ". Sebelum gue jauh membahas apa itu Quarter Life Crisis , berikut pengertian yang gue kutip dari Wikipedia :  In popular phsycology a  quarter-life crisis  is a crisis "involving anxiety over the direction and quality of one's life" which is most commonly experienced in a period ranging from a person's twenties up to their mid-thirties   (although it can begin as early as 18).   It is defined by clinical psychologist Alex Fowke as “a period of insecurity, doubt and disappointment surrounding your career, relationships and financial situation". Singkatnya, masa-masa krisis yang dialami oleh orang yang berusia 25-an. And today it's my day.   Merasa bahwa h

Mendung Beberapa Hari Ini

Gambar
Senin, 29 Oktober 2018 Senin lusa udara pagi kota Jakarta dingin tidak seperti biasanya, maklum karena memasuki musim penghujan. Beberapa hari terakhir memang hampir setiap malam hujan, kecil maupun besar. Walaupun cuaca membuat ingin berleyeh-leyeh tapi gue selalu menyukai cuaca seperti ini, mendung dan dingin. Untuk kemudian, gue berangkat kerja seperti biasanya. Meski harus terjebak macet di Senin pagi, gue tidak merasa kesal sedikitpun karena cuaca yang gue suka. Setibanya di kantor pun tidak ada hal berarti yg membuat gue kesal dengan awal pekan yang hectic . Namun lancarnya hari Senin terusik karena berita kecelakaan pesawat Lion Air JT-610 di Tanjung Karawang. Baru kali ini gue merasakan duka yang amat sangat mendengar kecelakaan pesawat. Entah karena dua bulan terakhir gue sering bepergian dengan pesawat dan tidak berapa lama lagi gue akan kembali pergi dengan pesawat, entahlah. Yang gue tau, riuh ramai acara sepulang kantor dengan jadwal perlombaa

Harusnya Ku Cabut Saja

Gambar
Waking up to kiss you and nobody’s there The smell of your perfume still stuck in the air It’s Hard Yesterday I thought I saw your shadow running round It’s funny how things never change in this old town So far from the stars And I want to tell you everything The words I never got to say the first time around And I remember everything From when we were the children playing in this fairground Wish I was there with you now If the whole world was watching I’d still dance with you Drive highways and byways to be there with you Over and over the only truth Everything comes back to you I saw that you moved on with someone new In the pub that we met he’s got his arms around you It’s so hard So Hard And I want to tell you everything The words I never got to say the first time around And I remember everything From when we were the children playing in this fairground Wish I was there with you now Cos if the whole world was watching I’d still dance with you Driv

Rindu Menulis

Gambar
Entah apa yang membuat gue akhir-akhir ini sulit sekali menulis, mencurahkan isi hati gue, menjabarkan setiap kegiatan menarik yang sudah gue lewati. Sejak gue diberi sebuah buku diari dari ibu gue, menulis menjadi obat bagi gue pribadi. Menulis menjadi candu, dan gue merasa kehilangan sesuatu ketika gue berhenti menulis beberapa waktu. Sesederhana itu alasan kenapa gue menulis. Tapi, akhir-akhir ini gue sudah jarang sekali menulis apa yang gue rasakan. Bahkan hanya sekedar untuk menulis "caption" di media sosial gue.  Gue sangat rindu waktu-waktu di mana gue dapat menulis apapun dan dimanapun. Gue sangat rindu hasrat menulis seperti merindukan teman lama yang tidak pernah berjumpa. Gue rindu.

Momen Yang Telah Terlewati

Gambar
Ada banyak momen yang tidak bisa dijelaskan, beberapa bulan ini. Cukup disimpan dalam hati. Jatuh-bangun. Datang-pergi. Harap-henti. Senang-sedih. Dan masih banyak lagi.

Pertanyaan Yang Tidak Perlu Ditanyakan

Gambar
Maksudnya apa ya pertanyaan yang tidak perlu ditanyakan? bukannya karena dia namanya pertanyaan jadi memang harus ditanyakan? Haha. Jadi gini, kemarin gue membuat snapgram yang isi captionnya: Sering ditanya "kapan?" dan "kenapa" membuat gue belajar ; bahwa hati dan perasaan orang gada yang tau (selain Yang Maha Tau). Gak semua pertanyaan harus ditanyakan, cukup mendoakan bila memang benar-benar peduli. Dan ternyata ada beberapa teman yang menyetujui pendapat gue tersebut. Bisa karena pertanyaan yang sama dengan gue atau pertanyaan apapun, yang menurut gue tidak perlu ditanyakan. Mungkin bagi sebagian orang untuk berada di titik yang sekarang adalah hal mudah. Lulus sekolah, berkarir, berkeluarga, dst. Tapi, apakah semua orang memiliki cerita yang sama juga? Jawabannya bagi gue adalah tidak. Ya. I must struggle till now . Pendidikan, pekerjaan, hubungan, atau apapun yang dapat gue bandingkan tidak semulus milik orang lain. But there's no reason fo