Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2016

Day 3

Pagi saat sahur tadi saya terbangun oleh suara dering telepon masuk. Ah, ternyata mama. Yups, mama yang selalu mengkhawatirka  anak-anaknya sudah bangun sahur atau belum? Sahur makan apa? Buka dimana? Dan pertanyaan yang lazim seorang ibu tanyakan. Jauh dari rumah membuat saya dan kakak saya mandiri. Kalau bukan kita yang saling peduli, mau siapa lagi? Dan perhatian mama sudah lebih dari cukup untuk membuat saya tidam kehilangan sosok ibu. Walaupun kadang ada perasaan sedih ketika teman lainnya bisa menyantap makan sahur dan berbuka bersama keluarga. Tapi ada juga rasa bangga bahwa diusia yang terbilang muda, saya bisa mengurus diri saya sendiri. Memang, bersyukur adalah cara paling ampuh untuk mendamaikan hati. Bersyukur untuk kehidupan yang tidak mudah ini. Untuk rasa bahagia yang bisa diciptakan kalau kamu mau menciptakan, bukan hanya menunggu untuk dibahagiakan.

Day 2

Alhamdulillah sore ini Jakarta diguyur hujaaaan. Dan saya kembali menikmati bulir-bulirnya diatas kepala karena nekat menerobos hujan agar cepat sampai halte dan pulang. Alhamdulillah hari kedua berhasil belajar dari pengalaman. Saya tidak sampai kantor paling akhir lagi. Dan itu artinya saya sudah sedikit demi sedikit belajar disiplin. Bukan untuk perusahaan. Tapi untuk diri saya sendiri. Alhamdulillah siang tadi dapat ilmu baru dari pengajian rutin setiap ramadhan dikantor. Baru hari pertama dimulai, semoga saya bisa melawan godaan syetan lagi yang ingin memaksa saya tidur siang. Alhamdulillah berbuka "no-rice" lagi. Semoga target mengurangi berat badan tercapai. Alhamdulillah masih diberi kesempatan untuk belajar sabar. Yups. Di kota besar macam Jakarta ini, sabar adalah obat dan bekal paling ampuh agar saya tetap menjadi "waras". Hhhh, bagaimana tidak?! Selama ramadhan jalanan akan macet-semacet-maceynya! Dan saya tidak ada waktu untuk mengumpat sambil ter

Day 1

Seperti ramadhan-ramadhan sebelumnya. Saya sahur dan berbuka dengan menu sederhana a-la anak kost. Dan ini tahun ke-10 sahur saya ditemani serial ramadhan Para Pencari Tuhan. Yups. PPT jilid 10. Dan saya masih menontonnya. Tayangan tersebut bukan hanya tontonan, tapi juga memberikan tuntunan. Oke. Skip cerita serial ramadhannya. Haha. Alhamdulillah puasa pertama diberi kelancaran. Meski tadi saya harus datang terlambat ke kantor. Iya. Manusia hanya bisa berencana, Allah lah yang menentukan. Dan hari pertama masuk lebih pagi (Jam 7), membuat saya menjadi orang terakhir yang datang. Haha. Alhamdulillah masih diberi ketidaksempurnaan. Agar saya terus memperbaiki diri lagi. Agar saya belajar disiplin. Agar saya belajar menepati janji pada diri sendiri. Iya. Tidak ada sesuatu buruk, jika kita mau melihat dari sisi baiknya. Tetaplah husnudzon. Lihatlah hikmahnya. Segala sesuatu terlihat buruk karena kita selalu melihat dari sisi keburukannya saja. Coba cari sudut lain. Sudut yang mempe

Marhaban Yaa Ramadhan

Marhaban yaa Ramadhan Alhamdulillah masih diberi kesempatan untuk bertemu dengan Ramadhan. Semoga kerinduan ini dibarengi dengan ibadah yang istiqomah, syukur-syukur meningkat setiap harinya. Aamiin. Karena, dibulan Ramadhan lah pintu syurga dibuka selebar-lebarnya, dan syetan dibelenggu. Kalau masih ada rasa tergoda untuk bermaksiat. Tanya hati, itu syetan atau memang ego-mu? By the way, ini tahun ke-4 Ramadhan di Jakarta dan masih dengan status yang sama, Single a.k.a Belum ada pendamping. Hmm lupakan tentang status. Gak penting juga sih. Haha. Ada keinginan untuk menulis rutin (lagi) diblog ini. Mudah-mudahan bukan hanya wacana. Menulis apa? Apa saja. Dan semoga tulisan yang bermanfaat. Actually, ada banyak hal yang terjadi dan berubah dalam hidup saya beberapa bulan ini. Dan saya tidak menuliskannya. Saya tetap menulis, hanya saja bukan di blog ini. Tapi di sosial media seperti path dan instagram. Yups. Karena saya hanya menulis tulisan pendek. At least, saya tetap menul