Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2022

28 Ramadan 1443/2022

Hari keduapuluh delapan, dan gue banyak skip cerita seminggu terakhir. Fisik dan mental gue terkuras banyak. Kejadian demi kejadian membuat gue berpikir ulang, apa rencana Allah buat gue sehingga penantian ini rasanya kok panjaaaaaaaang banget sampe ngga bisa dijelasin lagi capenya. Kadang gue berpikir bahwa silih bergantinya cobaan adalah cara Allah mencuci dosa-dosa yang sudah gue lakukan. Akhir-akhir ini gue ngerasa gelisah, sering ngga enak hati sampe harus istigfar berkali-kali. Biasanya ketika perasaan gue ngga tenang, gue selalu nanya kabar orang rumah. Takut ada apa-apa. Tapi sekarang, gue tinggal sama mereka. Dan gue pastikan setiap harinya hidup gue dan keluarga tidak ada ancaman besar. Gue bingung, kegelisahan apa yang gue rasakan? Perasaan tidak enak karena apa? Cape memikirkan apa? Bingung banget, asli ngga boong. Seminggu terakhir gue belajar dari kegiatan gue praktek atau bisa disebut jadi relawan di salah satu panti jompo. Kenapa relawan? Karena gue ngga dibayar, hehe.

21 Ramadan 1443/2022

Hari keduapuluh satu, dan alhamdulillah bisa makan Marugame Udon lagi setelah puluhan purnama. Kemarin hari terakhir berpikir-pikir ria setelah 2 minggu kerjaannya Google/Zoom meeting. Untuk setiap keadaan yang terjadi sekarang, banyak hal yang harus di ngga apa-apain. Tiap hari silih berganti datang kabar baik dan buruk. Entah apakah buruk namanya, yang gue tau kabar itu tidak berpihak pada gue. Gue tau, pattern hidup orang beda-beda. Kalo overthinking terus, kayaknya hidup nggak pernah kerasa adil. Ada baiknya kita jadi cuek aja yaudah. Saking cueknya sama keadaan, kadang pas momen sedih tuh nggak bisa nangis.  Yaudah itu aja.

19 Ramadan 1443/2022

Hari kesembilanbelas, dan cobaan dimulai dari bangun tidur. Yups, makanan sahur yang harusnya dikirim dari setengah 4 baru dateng setelah shubuh 🙂 Oke, gue dan lainnya mencari solusi dengan makan makanan yang ada. And after that , beberapa jam dikasih santai bentar dan setelahnya dikasih cobaan kesabaran lainnya. Perkara Gocar yang nggak ada yang ambil sampe hampir satu jam udah menguras kekesalan dalam hati gue. Di situ gue mengingat-ngingat dosa apa yang udah gue lakuin hari ini. Cuma bisa istigfar, terus nyoba ngegali lagi stok sabar. Yuk bisa yuk, dikiiiit lagi.

18 Ramadan 1443/2022

Hari kedelapan belas, dan berasa capeeeee banget. Alhamdulillah sih masih dikasih kesibukan, jadi waktu nggak berasa. Apalagi kalo dijalaninnya bareng temen-temen seperjuangan.  Di momen ini, berasa banget otak sama mental terkuras. Selain itu, uang, waktu dan tenaga juga terkuras. Kayaknya, semua yang ada di diri ini kerja rodi. Tapi nggak boleh nyerah, karena perjalanan semakin dekat dengan tujuan. Gue cuma berharap kesulitan-kesulitan yang sekarang lagi dihadapi jadi bekal di kehidupan yang akan datang. Karena gue yakin dengan pepatah;  “Pelaut yang tangguh tidak terbentuk dari ombak laut yang tenang.”

17 Ramadan 1443/2022

Hari ketujuhbelas ramadan, dan hari ini kerasa berat banget setelah hari kemarin dirasa sangat ringan. Subhanallah banget ya, hidup emang naik turun kaya hasil EKG (Elektrokardiogram).  Huft, cuma bisa istighfar sama kelakuan manusia. Mungkin gue pernah semenyebalkan itu di hidup orang lain, sampe di titik ini ada aja kelakuan manusia lainnya yang menguji kesabaran. Dari momen hari ini gue belajar, ketika kita diberi tanggung jawab untuk meng handle sesuatu atau sebuah kelompok ya harus all out. Jangan sampe orang lain ngerasa dirugikan karena kita lepas tanggung jawab. Dan hal penting lainnya adalah koordinasi dan komunikasi. Banyak hal yang missed karena kurangnya koordinasi dan komunikasi. Dari momen hari ini juga gue belajar bahwa semua hal harus dihadapi dengan tenang, terlebih ketika orang lain menganggap kita yang paling dewasa dan dipercaya sebagai leader . Pagi tadi juga gue mendapat tamparan keras dari video yang lewat dari sebuah platform media sosial. Yang mana inti dari

15 Ramadan 1443/2022

Hari kelimabelas dan prlajarn yang bisa diambil adalah, nikmati prosesnya. Kita nggak pernah tau waktu terbaik untuk mendapatkan yang sudah kita usahakan itu kapan. Tugas kita cuma berusaha, berdoa, tawakal.  Bahkan, seringnya sesuatu yang sudah kita ikhlaskan apapun hasilnya malah jadi kabar indah. Saking indahnya, kita sampai bingung mau mengucap syukur dengan bentuk apa lagi.  Semoga lelah ini menjadi berkah.

13 Ramadan 1443/2022

Hari ketigabelas dan akhirnya makan bakso di bulan ramadan. Enggak ada yang spesial, cukup martabak aja yang spesial.

12 Ramadan 1443/2022

Hari keduabelas puasa, dan 2 hari kemaren skip kelupaan nulis. Di hari kesekian puasa, dan di Jakarta. Gue belajar bahwa apa-apa yang dikerjakan tanpa mengharapkan apa-apa rasanya terasa cepat. Selain harapan-harapan baik yang selalu terpanjat, juga doa-doa baik untuk orang terkasih yang jauh di sana. Gue mulai membiasakan diri dengan hidup yang tidak pernah muluk-muluk ingin ini dan itu. Gue juga belajar mengambil pelajaran-pelajaran dari kisah-kisah orang sekitar. Bahwa apa-apa yang perlu dijalani, ya jalani aja. Apa-apa yang perlu dilepas, ya lepas aja. 

9 Ramadan 1443/2022

Hari kesembilan puasa, dan tidur gue gak stabil. Lebih tepatnya gak bisa lama-lama tidur kaya di rumah 😅 Disyukuri aja, masih dikasih kesibukan. Ilmu baru, obrolan dengan teman-teman yang udah lama nggak ketemu. Kalo dilihat dari POV positif, selalu ada hal baik dari setiap kejadian. Tapi ya itu tadi, kontrol perasaan harus tetap nomor satu. Kebahagiaan itu selalu diiringi dengan kesedihan. Jadi, biar nggak terlena-terlena amat, gue selalu menaruh batasan untuk segala bentuk euforia kabar bahagia. Atau tidak terlalu mendramatasir kesedihan. Yang akhirnya, ya hidup gue seperti tidak ada beban (menurut orang lain).

8 Ramadan 1443/2022

Hari kedelapan puasa, dan gue sedang berada di Jakarta untuk suatu keperluan. Kembali ke kota yang punya banyak kenangan dan mendewasakan gue selalu bikin gue flashback di setiap sudut kotanya. Terlebih lagi, keperluan ini menempatkan gue di daerah Jakarta Selatan, yang hampir 9 tahun tempat gue tinggal.  Jakarta selalu mengingatkan gue tentang banyaknya kisah sedih maupun senang di dalamnya. Walaupun love-hate relationship, pasti ada rasa kangen setiap gue sedang berada di kota lain. Dari Jakarta gue belajar, bahwa sepahit apapun hidup harus tetap dijalani. Berkali-kali gue jatuh terjerembab, tapi berkali-kali juga gue bangkit dan memulai kembali. Jakarta mengajarkan bagaimana gue berdiri di kaki sendiri dan belajar tanpa orang lain. Ketika gue mengingat bagaimana kerasnya Jakarta menempa gue, di situ pula ingatan lainnya “bagaimana tetap hidup waras” merangsek ke dalam pikiran gue. Kalau gue tidak pernah tinggal di Jakarta, mental gue tidak akan sekuat sekarang. Dari ingatan-ingatan

7 Ramadan 1443/2022

Hari ketujuh puasa setelah sebelumnya skip karena ketiduran di hari keenam puasa, banyak kabar baik dari mulai pagi hari kemarin sampai sampai malam hari sebelum gue tidur. Kabar yang gue juga tunggu-tunggu. Tapi Allah Maha Tau kapan waktu terbaik untuk gue. InsyaAllah gue ikut senang atas kabar bahagia tersebut, dan semoga dengan belajar ikhlasnya gue menerima kabar itu bisa ikut merasakan kebahagiaan yang serupa.

5 Ramadan 1443/2022

Hari kelima puasa, dan diuji kesabaran gue karena melakukan sesi foto keponakan. Bulan ini dia 2 tahun, dan kakak gue mau mengabadikan momen setiap tahunnya dengan melakukan sesi foto di studio. Gapapa, namanya juga anak-anak. Jadi emang harus belajar sabar dan saling paham sebagai manusia. Hari ini nggak ada cerita menarik untuk dibagikan. 

4 Ramadan 1443/2022

Hari keempat puasa, dan hujan rintik-rintik mengguyur langit Dukuh dan sekitarnya di sore hari. Atau mungkin di daerah lain juga hujan, gue nggak tau. And me always like rain anyway . Aroma petrikor, jalanan dan daun-daun yang basah, juga langit sendu yang mendukung kegiatan “bengong” gue. Hehe. Hari keempat gue menulis di blog selama ramadan dan semoga konsisten. Hal ini merupakan upaya kecil gue untuk merefleksikan setiap kejadian yang terjadi di setiap harinya. Kejadian yang membuat gue bersyukur, meskipun bukan tentang hal-hal besar. Bisa jadi, karena gue masih bangun dari tidur dan diberi kesempatan bernafas untuk melanjutkan hidup dengan tujuan menjadi lebih baik dari hari kemarin. Beberapa waktu belakangan gue sibuk dengan dunia gue, dan melupakan apa yang gue cintai sedari kecil yaitu menulis. Padahal gue tau bagaimana cara menjadi apa adanya gue “seutuhnya”. Karena dengan menulis, gue bisa mengungkapkan apa yang tidak bisa gue ungkapkan melalui “bacot” gue, hehe. Sekarang gue

3 Ramadan 1443/2022

 Hari ketiga puasa, dan masih sama seperti 2 hari sebelumnya 😅 Ngga apa-apa, mungkin di masa yang akan datang gue akan merindukan momen-momen ini. Momen di mana gue banyak menghabiskan waktu bareng keluarga di rumah. Apalagi melihat tingkah lucu “kadang” ngeselin keponakan gue, Fjura.  Ohiya, ngomong-ngomong soal Fjura. Bulan ini tanggal 28 dia genap 2 tahun. Ngga berasa ya, cepet banget waktu. Ketik memasuki usia 2 tahun, pasti tau dong drama apa yang sedang dilewati Fjura dan ibunya. Yups, drama menyapih. Hari ini pertama kali Fjura ngga nyonyo lagi sama amaynya. Ngeliat dia sih kasian yaa, tapi cara gue menghibur dia dengan mengikuti semua permainan yg dia ajak sampe gue kelelahan harus lari kesana kemari. Hehe. Cepat atau lambat Fjura memang harus berhenti untuk mendapatkan ASI, sesuai aturan usianya. Dan itu membuka mata gue bahwa ada beberapa hal baik menurut kita yang memang ujung-ujungnya harus dilepaskan demi kebaikan lainnya. 

2 Ramadan 1443/2022

Hari kedua puasa, dan sore tadi gue dan kakak ngabuburit cari takjil. Sekalian ada keperluan beli sesuatu juga sih sebetulnya.  Masih seperti hari pertama, ibadah puasa hari kedua pun lancar. Tidak ada perbedaan signifikan. Kegiatan yg sama, di tempat yg sama juga. Ohiya, gue udah di fase hp sepi banget nggak ada chat seru kaya dulu. Jaman dulu, pas masih SMS-an, ramadan itu waktunya buat jadi orang paling seru buat chattingan. Sekarang, big no. Nggak sama sekali. Beberapa bulan terakhir bahkan gue nggak pake profile picture di WA. Dan makin kesini makin jaraaaaaang banget update story WA dan medsos lainnya. Gue merasa karena tidak ada hal menarik yang mesti gue post, hehe. Dan gue pun tidak tertarik melihat postingan orang lain. Huft, lagi-lagi gue menyadari tahun ini gue memasuki usia 29 tahun. What? 29 guys, tahun depan 30 dong. Random banget pikiran gue 🙂

1 Ramadan 1443/2022

Hari pertama menjalankan ibadah puasa (buat yang ikut pemerintah melalui hasil sidang isbat), dan puji syukur masih diberi nikmat kebersamaan dengan keluarga di rumah. Meski berkali-kali mengeluh tentang hidup yg masih begini-begini saja, selalu ada alasan kenapa gue harus tetap bersyukur. Masih bisa puasa bareng keluarga, masih bisa buka dengan es campur buatan mama, masih bisa bersantai menjalankan ibadah puasa sehingga terasa “tidak ada tantangan berat selama puasa”. Dan masih banyaaaaak lagi yg bisa gue syukuri. Beberapa hari terakhir gue mencoba “lagi” belajar apa itu ikhlas. Caranya? Gue meminta itu sama Yang Maha Membolak-balikkan hati. Tiap inget sesuatu yang bikin gue sedih, galau, dan perasaan buruk lainnya, gue langsung cepet-cepet buat istigfar. Cuma itu yg bisa gue lakukan. Di setiap kesempatan gue juga nggak berhenti buat minta dipanjangkan lagi sabarnya, dilapangkan lagi dadanya, untuk semua ketentuan dan takdir-Nya. Seperti yang pernah gue dengar bahwa alasan orang diuj

Kuartal I

Istilah ini gue tau ketika gue kerja di kantor. Di mana, ada evaluasi selama 3 bulan pertama sebelumnya. Jika belum ada pencapaian, maka pekerja harus lebih getol lagi supaya mencapai target KPI .  Tapi jika bicara tentang hidup? Ketika sudah memasuki bulan keempat di tahun 2022, dan keadaan masih “begini-begini aja”, apakah gue harus ikutan lari dan kerja pontang panting supaya bisa ngejar pencapaian diri sendiri atau bahkan orang lain? Gak ada yang tau. Teori tentang hidup akan dihempas sejauh mungkin ketika realita berwujud sebaliknya. Pada kenyataannya, gue masih di tempat yang sama seperti tanggal 1 Januari 2022 ketika gue mengetik tulisan blog di kamar gue. Gue masih di sini, belum kemana-mana. Gue gak tau apakah ini termasuk pencapaian atau bukan. Karena jika dilihat lebih luas lagi, mungkin ada beberapa orang yang berharap memiliki hidup seperti gue. Gue gak tau.  Gue sudah mulai memasuki fase “ Anhedonia ”. Yang menurut salah satu web kesehatan artinya ;  Anhedonia adalah kond