Manusia Yang Selalu Mengeluh

“Ada yang lebih sulit keadaannya, tapi mengeluhnya tidak seberisik kamu.”

Mungkin gue harus baca berulang kali kata-kata di atas. Kata-kata yang gue temukan beberapa bulan lalu di salah satu media sosial, yang nyatanya harus gue baca ratusan kali atau bahkan jutaan kali.
Bagaimana tidak, akhir-akhir ini banyak hal yang gue keluhkan tentang hidup, walaupun tanpa mengucapkannya. 
Gue tau, tiap manusia memiliki batas kemampuan masing-masing sehingga Tuhan-pun memberikan ujian sesuai porsi manusia itu sendiri. Gue tau betul bahwa gue bukanlah manusia paling menderita di dunia. Gue harus belajar tidak mendramatisir keadaan sedih maupun bahagia gue. Walaupun, perasaan sedih dan kecewa patut divalidasi. Agar gue tau apa hal yang harus gue lakukan untuk menanggulangi perasaan tidak menyenangkan tersebut.
Tapi, kali ini gue ingin membenturkan kepala yang kerasnya luar biasa ini dengan percakapan tadi pagi dengan salah seorang teman.
Percakapan ini dimulai dari gue yang memberitahu ada salah satu teman Per-Jepang-an harus kembali ke Indonesia karena dia mengidap penyakit kanker. Yup, KANKER.
I dunno what kinda of, the immportant thing is. Di usia yang masih muda itu dia mendapat ujian yang luar bisa adalah hal yang berbanding terbalik dengan hidup gue yang “sebetulnya” jika dihitung-hitung momen bahagia dan sedih lebih banyak momen bahagianya. And I just focus on may sadness. Hey are u kiddin’ me 😩 
Singkat cerita, dia pulang dan menjalani aktifitas seperti biasa.

Percakapan itu berlanjut kepada “sakit di pundak” gue yang sudah 1 bulan lebih masih belum ada perubahan, padahal gue sudah 2x ke RS dan meminum obat memasuki 21 hari (yes, sekali berobat gue diberi obat selama 14hari).
Gue sadar, sakit yang gue rasa tidak ada apa-apanya dibanding sakit teman gue yang disebutkan tadi. 

Kenapa gue harus menuliskan ini? Karena gue yakin 1000% akan tiba waktunya gue ada di fase sedih, kecewa, putus asa. Tapi endingnya bisa melewati fase ini (cape kerja, ditambah belajar bahasa, belajar senmon juga) dan naik ke fase-fase selanjutnya. Gue mau tulisan ini suatu saat nanti akan mengingatkan gue. Bahwa gue pernah di titik rendah ini, dan bisa bangkit sehingga menjadikan gue di titik selanjutnya. Gue mau, secape apapun gue nantinya gue tidak menyerah. Gue tetap melanjutkan perjalanan gue. Sendiri ataupun beramai-ramai. 
Gue mau tulisan ini selalu gue ingat.

Komentar

  1. Hai tanuki Chan 👋
    Apa kabar kamu hari ini.?
    Ku harap kamu baik-baik saja

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesona 11-12-13

Ramadhan 1444H