Gue Harus Berubah

Tadi, jam makan siang seperti biasa gue makan siang. Yaiyalaaah sist, kalo malem namanya makan malem. Hih~

Selalu ada cerita ketika perempuan saling bertemu. Mulai dari masalah kerjaan sampe merembet masalah pasangan. Selalu.

Kita para cewe-cewe selalu punya pandangan yang sama tentang cowo. Yaiyalah. Dimana-mana setiap orang akan membela habis-habisan kaumnya.

Dan setelah ngalor ngidul cerita panjang lembar sampe ketawa ngakak diruangan. Sampailah pada kisah percintaan gue. Azek.
Hmm, gapenting sih. Jadi gue gabakal bahas itu. Loh? Terus ngapain lo ngomong cuy *depancermin*

Intinya adalah ketika gue nanya ke temen gue "apa yang kurang dari gue sehingga gue selalu jadi korban ditinggalkan".
Ih, kesannya gue tokoh protagonis gitu yah kalo di film? Haha bodo~
Dan kemudian jawaban dia cuma satu. Introspeksi diri.

Yups.

Introspeksi diri.

Kata dia, gue mesti sedikit mengubah sifat ke-bocahan gue. (Dan ketika gue ketawa-tawa denger saran itu, ada salah satu temen cowo yang udh pada masuk ruangan setelah sholjum bilang : eh ada bocil, pantesan ada suara ketawa-tawanya)

Nah.
Oke.
Gue desperate.

Sebagai perempuan yang sudah berkepala dua dan menjadi karyawan disalah satu perusahaan besar di Jakarta. Gue bingung dimulai dari apa. Dan gimana.

Asli. Sifat gue yang bocah. Suara gue yang "terdengar" kekanak-kanakkan. Kelakuan yang gabisa diem kalo lagi ngomong apalagi ketawa. Udah heboh sendiri aja badan gerak semua. Adalah sifat alami gue.

Dan katanya, gue harus berubah.

Komentar

  1. Mantap. Introspeksi dan rubah sikap. Tapi, jangan ketawanya yang dirubah. Ga ada yang ga suka dg ketawanya orang terdekat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha sipsip. Tapi ada yang bilang ketawa gue bikin ilfeel ��

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesona 11-12-13

Ramadhan 1444H