Terlalu Lama Sendiri

Sudah terlalu lama sendiri 
Sudah terlalu lama aku asyik sendiri
Lama tak ada yang menemani rasanya
 
Pagi ke malam hari tak pernah terlintas di hati
Bahkan di saat sendiri aku tak pernah merasa sepi
Sampai akhirnya kusadari aku tak bisa terus begini
Aku harus berusaha tapi mulai darimana
 
Sudah terlalu lama sendiri
Sudah terlalu lama aku asyik sendiri
Lama tak ada yang menemani rasanya
Sudah terlalu asyik sendiri
Sudah terlalu asyik dengan duniaku sendiri
Lama tak ada yang menemani rasanya
 
Teman-temanku berkata yang kau cari seperti apa 
Ku hanya bisa tertawa nanti pasti ada waktunya
Walau jauh dilubuk hati aku tak ingin terus begini
Aku harus berusaha tapi mulai dari mana
 
Sudah terlalu lama sendiri 
Sudah terlalu lama aku asyik sendiri
Lama tak ada yang menemani rasanya
Sudah terlalu asyik sendiri
Sudah terlalu asyik dengan duniaku sendiri
Lama tak ada yang menemani rasanya
Jauh di lubuk hati aku tak ingin sendiri

(Terlalu Lama Sendiri - Kunto Aji)


***

Pernah ngerasain kaya gini nggak?
Gue pernah. Waktu itu.
Sekarang juga.

Beberapa waktu terakhir gue mulai membiasakan diri pergi-pergi sendiri, bisa nonton sendiri, makan diluar sendiri atau cuma sekedar keliling toko buku sambil terus menerus berfikir "emang kenapa kalo gue sendirian?"

Yang pasti, gue menikmati kesendirian gue sekarang. Gak ada yang bawel nanyain gue dimana sama siapa udah makan belum udah mandi belum udah bangun belum jangan tidur malem-malem hati-hati pulangnya jangan kemaleman dan sebagainya dan sebagainya.

Gue udah cukup dewasa buat mengatur hidup gue sendiri. Tanpa harus dingatkan makan gue akan makan ketika gue lapar. Tanpa harus diingatkan harus mandi gue akan mandi, atau diingatkan tidur karena gue akan tidur dimanapun ketika gue emang ngantuk (iya, dimanapun).

Tanpa sadar, gue terbiasa dengan keadaan sendiri gue. Dan gue mulai berfikir, ternyata gue nggak butuh orang lain buat bahagia. Yaa walaupun pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang pasti membutuhkan orang lain.  

But it's different topic. Yaa gue lebih fokus sedang membahas tentang seseorang yang biasa disebut "pacar". 


Isn't about my opinion if "pacaran" adalah hal yang salah dalam Islam. But it's about my condition that happen to me, now. 


Beberapa orang yang datang kedalam hidup gue dan mencoba menciptakan kebahagiaan dengan caranya masing-masing, tapi entah kenapa gue belum siap akan semua itu. Gue terima, tapi jangan berfikir bahwa gue bisa ngasih apa yang mereka mau. (I mean, my heart)
gue belum siap buat menjalani "relationship" yang actually mengajak kepada sesuatu yang lebih serius daripada "pacaran", Kenapa? ya gue belum mau aja. Gatau kenapa.

Okay, dibeberapa postingan gue memang sering atau secara terang-terangan bilang mau dihalalin lah atau datang ke orang tua lah dan kode-kode lainnya yang biasa dilontarkan wanita dewasa untuk mengarah ke arah serius. But hey honestly, gue nggak sesiap itu kok, gue nggak se-kesepian itu kok, dan gue nggak semenyedihkan itu kok. (lah kok jadi meninggi ya nadanya? hahaha)



***

Random aja sih tiba-tiba gue keinget lagu Kunto Aji yang emang lagi pas banget sama keadaan gue sekarang. Banyak hal yang perlu gue selesaikan. Bukan berarti setelah gue punya pasangan hal itu nggak bisa diselesaikan yaa, bukan. Maksudnya adalah, gue masih butuh waktu buat menerima sesuatu yang baru dalam hidup gue, dan gue nggak mau aja terburu-terburu melakukan sesuatu. Sekarang memang banyak hal yang bikin gue sedih, kecewa, dan perasaan kacau lainnya. Tapi lebih banyak hal lagi yang bikin gue bahagia dan bersyukur. Entah kenapa, gue ngerasa aja kalo Allah lagi mau becanda sama gue, Allah lagi mau lebih lama-lama ngeliat gue sujud sambil memanjatkan doa. Allah lagi kangen gue. Nanti yaa, gue pengen mengenal diri gue dulu lebih dalam sambil terus memperbaiki diri. Kalo udah waktunya, pasti ketemu kok :)



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesona 11-12-13

Ramadhan 1444H