Hidup Itu Jalan-jalan



"Pulang jam berapa?"
"Jam segini kok belum pulang?"
"Lagi dimana?"

Rasanya aneh ada yang tanya begini seminggu terakhir. Yup, it's my younger sister. Seriously it's so weird for me. Apalagi sampai dia peluk gue karena gue pulang malem setelah ada acara selepas jam kantor. Suddenly I wanna cry at that moment!
Lima tahun merantau di Jakarta dan memang banyak momen bersama keluarga yang terlewatkan. Meskipun tinggal bareng kakak, tapi yaa beda rasanya dengan satu keluarga serumah. Dan ini gue alami sejak kecil. 
Entah itu Bapak yang kerja di Jakarta (di rumah cuma gue, teteh, mama, kakek, nenek).
Setelah Bapak kerja di rumah, teteh SMP di Karawang (di rumah cuma gue, mama, bapak, nenek, kakek).
Habis itu teteh lanjut SMA di Cirebon, dan gue ikutan lanjut SMP di Cirebon (di rumah cuma mama, bapak, nenek, kakek)
Gue lanjut SMA di rumah, teteh kerja di Jakarta (di rumah cuma gue, adek, mama, bapak, nenek, kakek).
Lulus SMA, gue mengikuti jejak teteh pergi ke Jakarta (di rumah cuma adek, mama, sama bapak). 
Dst~

Ini tahun kelima gue di Jakarta (entah sampai kapan). Tapi tidak membuat gue merasa ingin berhenti dari dunia perantauan (apeuuu pula dunia perantauan). Bahkan gue semakin berkeinginan merantau lebih jauh lagi hehe. Bukan hanya kemandirian dan pengalaman yang banyak gue dapatkan, but there's something that I can't describe. Yang pasti, selama ada kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga selalu gue manfaatkan dengan sebaik-baiknya. So that's why am soooo lazy for socialize when am at home. Because only that time I can enjoy the moment with my fams. I don't care if just stay at home and eat together, it's priceless.

Keputusan merantau murni dari keinginan gue sendiri, begitupun kakak gue. Mungkin suatu saat adek gue juga akan memilih jalan seperti kita berdua. Gue yakin setiap orang punya caranya sendiri mencari jati diri. But especially for myself, karena merantau-lah gue mengenali diri gue and got the experience that I believe will not get if I stay in my hometown. Mungkin itulah kenapa dalam ayat suci Al Qur'an terdapat perintah "Maka bertebaranlah kalian di muka bumi" (Q.S Al Jumu'ah : 10)
Karena hidup itu memang hakikatnya "jalan-jalan". Agar kita dapat melihat sesuatu dari banyak sudut pandang, agar kita dapat mentafsir dan menikmati apa yang ada di Bumi Allah dan tidak terkungkung oleh persepsi pribadi saja. 
Dari merantau atau bepergian itu banyak pembelajaran, banyak pengalaman, banyak teman dan saudara baru yang dapat gue temukan. 

Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman. Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang. Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan. Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang. (Imam Syafi'i)

Komentar

  1. Merantaulah, agar kita tahu makna pulang dan rindu... (kata orang sih begitu ;p)

    BalasHapus
  2. Jangan bilang rindu kalau belum pernah merasakan jadi anak perantauan, hehehhe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anak rantau pasti tau gimana rasanya sakit gabutuh dokter tapi obatnya cuma pulang ke rumah :D

      Hapus
  3. Baru pernah merantau aka ngekos tapi gak sampai berbulan2 gak pulang sih. Itu aja udah terasa banget jd anak rantau sementara hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah, merantau bertahun-tahun lebih dari itu rasanya :D

      Hapus
  4. Merantau boleh, tp ada wktu d mna kita kembali ke kmpung hlaman atau ke kmpung halaman baru dengan suami/istri hehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesona 11-12-13

Ramadhan 1444H