Belajar Menembak

Siang tadi gue dan kakak gue berkunjung ke salah satu Batalyon di Jakarta, tepatnya Yonif Batalyon 201/Jaya Yudha.

Niat hati sih cuma mau naik Panser Anoa aja, karena setiap hari minggu di bulan Oktober siapa saja diperbolehkan buat nyoba naik Anoa. Gak ngerti sih dalam rangka apa. Ya namanya juga diajakin, gue mah kuy aja.
Acaranya dimulai dari jam 6 pagi sampai jam 9 pagi. Dikarenakan kita nyampe sana jam setengah 9 lebih, akhirnya kita ikutan kloter terakhir. Gak lama, cuma ngelilingin Batalyon aja beberapa kali.

Kalo ditanya gimana rasanya naik Panser Anoa TNI, yaaa rasanya kaya naik Panser Anoa TNI ._.
Hehe.


Naik Panser Anoa


Setelah itu kita sarapan dan lanjut ke lapangan tembak.
Nah, gue sih nggak punya ekspektasi lebih bisa diijinin buat latihan nembak. Tapi ternyata mas-mas pelatihnya dengan senang hati ngajarin gue dan kakak gue buat nembak menggunakan Pistol P1 dan P2.






Gue nggak ambil banyak foto karena fokus ngedengerin mas-mas pelatihnya ngasih arahan. Saking excited-nya sih dibolehin nembak. Yeaaaaaay!


Btw, itu pelurunya beneran loh ya, kalo ketembak ya langsung is death. Haha.

Target yang difokuskan adalah lingkaran hitam sebesar kepala manusia dewasa. 

Langkah pertama, gue belajar buat pegang pistol yang baik dan benar. Jangan sotoy kalo ngira ini mudah ya gan, sist.
Langkah kedua, gue belajar bagaimana caranya mengisi amunisi dan kemudian menarik amunisi tersebut sampai siap ditembakkan. Butuh kekuatan ekstra jeruk nipis juga nih narik amunisi buat siap ditembak.

Ternyataaaa, nggak segampang yang sering gue tonton di film-film abang Tom Cruise kesayangan. Hih. Berat pistolnya aja kaya berat 1 botol Aq*a yang biasa beli di abang-abang. Butuh effort lebih buat mengangkat pistol dengan kedua tangan lurus kedepan, dan jangan tahan napas.

Setelah kedaaan posisi siap, hal yang harus kita lakukan adalah fokus dan rileks. Inget yaa.. FOKUS dan RILEKS. Santai aja kaya di pantai. Selau aja kaya di pulau~
Jangan mikirin tembakan kita bakal kena target atau nggak, jangan mikirin kapan peluru itu keluar dari pistol, dan jangan mikirin suara-suara yang mengganggu konsentrasi kita. Apalagi mikirin gimana target hitam itu berubah jadi kepala mantan, JANGAN.. *curcol*


DORRRRR!!!
Satu peluru berhasil melesat sampai mengagetkan diri gue sendiri. Ahelah dasar emang kagetan -_-

Walaupun nggak tepat sasaran lingkaran hitam, setidaknya kalau target itu diibaratkan manusia, tembakan gue tepat kena dadanya. Ahey, diterima nggak yaa >,<

Setelah diberi kesempatan menembak satu peluru, gue diberi kesempatan buat menembak 3 peluru sekaligus. Yes!
Seperti yang mas-mas pelatih bilang kalo lebih gampang ngajarin cewe nembak, karena pada dasarnya cewe itu lebih tenang, nggak terburu-buru kaya cowo. Jadi itu yang paling penting. Tenang aja, lemesin shaay. Tarik pelatuknya pelan-pelan dan biarkan peluru keluar pada waktunya.


Taraaaaa...
 Hasil 3 tembakan terakhir dengan pistol P1

Dari kesempatan belajar tembak menembak tadi, mas-mas pelatih ternyata bisa baca karakter gue dan kakak gue.
Yups, berdasarkan hasil menembak yang ternyata diungguli oleh gue.. rahasianya cuma satu. Gue lebih bisa mengendalikan diri gue. Kenapa? Karena menembak itu nggak perlu buru-buru, dan jangan melawan perasaan yang ada. Selain fokus kepada target sasaran, menembak juga harus dilakukan dengan menahan perasaan ingin menembak.  Nahloh? Haha pokoknya sensasinya bakal seru kalau dicobain langsung :3

"Expectation is the root of all heartache." (William Shakespeare)


 








Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesona 11-12-13

Ramadhan 1444H