Surat Dari Masa Depan

Halo, Saya Aas 😊

Iya, saya hidup tepat 15 tahun yang akan datang dari usiamu sekarang. Kini, usia saya 40 tahun. Sedang sibuk menjadi ibu rumah tangga dan mengurus bisnis pakaian yang dulu kamu sempat iseng menjalankannya. Anak pertama saya berusia 13 tahun, dan anak kedua saya berusia 11 tahun. Setidaknya, itu yang kamu bayangkan 15 tahun lalu kan? 😌

Sampai di usia ini, kamu tumbuh dengan sangat mengagumkan. Hidup kamu luar biasa dengan menjadi seorang istri yang sangat dicintai suami dan seorang ibu yang selalu dibutuhkan anak-anak. Saya tau, untuk sampai di titik ini kamu melewati banyak hal yang menyesakkan dada sampai jatuh bangun terpuruk hingga sulit percaya pada siapapun selain keluargamu. Beberapa kali kamu mempertanyakan keadilan Tuhan sampai kamu lelah dan akhirnya memasrahkan semua kepada-Nya. Saat itu kamu sudah di ambang antara percaya dan tidak. Tapi kamu akhirnya mempercayakan semuanya kepada Tuhanmu, karena kamu sadar manusia tidak memiliki kendali atas hidupmu. Ketika kepasrahan itu sudah luruh di setiap doa, kebahagiaan satu persatu datang. Pencapaian-pencapaian di usia seperempat abadmu tidak sia-sia. Pergi ke tempat-tempat indah, menjadi penulis buku antologi, dan hampir satu dekade menjadi budak korporasi hehe. Tak apa, sekarang kamu menjalankan pekerjaan yang kamu sukai tanpa harus meninggalkan keluarga. Sempurna, setidaknya itu definisi sempurna bagi saya, dirimu di usia 40 tahun. Jangan khawatirkan masa depanmu, percayakan saja semuanya pada Yang Maha Mengendalikan hidupmu. Dia selalu menjagamu dan selalu menunjukkan jalan terbaik, meskipun kadang kamu menjadi manusia sok tau yang "ngeyel". Tidak apa, memang itulah watak manusia, perlu jatuh berkali-kali agar berhati-hati. Perlu terbentur berkali-kali agar tersadar bahwa dia salah.

Tetap menjadi wanita mandiri dan tegar, seburuk-buruknya harimu di usia seperempat abad akan ada hari yang lebih buruk lagi kedepannya. Tapi kamu jangan berhenti, belajarlah bersabar pelan-pelan.