Terimakasih Sudah Pernah Berjuang






Mungkin memang kebersamaan kita harus lekas diakhiri.
Kamu tidak layak mendapatkan perhatianku, dan aku tidak layak mendapatkan pengorbananmu.
Kita sama-sama menginginkan, tapi tidak dengan semesta.
Lalu kita bisa apa?
Saling memaksakan untuk tetap bersama nyatanya semakin menyulitkan.

Kamu terluka, aku pun sama.
Semakin lama kita memupuk perasaan ini hanya akan membuatku mati perlahan.
Bagaimana tidak?
Kamu menjadi bagian di diriku, menjadi nafas semangatku dan detak jantung irama bahagiaku.



Kita tau, pada bagian perpisahan ini kita sama-sama menahan perih yang tak tertahankan.
Aku tau kau menangis diam-diam. Dan kamu pasti tau aku pun demikian.

Kita tau, kebersamaan yang sama-sama kita impikan hanyalah khayalan.
Sebuah harapan menjadi alasan.
Tapi kenyataannya tidak semudah membalik telapak tangan.
Semesta mengirimmu bukan untuk menjadi pelengkap hidupku.
Pun aku begitu dalam hidupmu.

Kita dipertemukan hanya sebagai pelengkap kenangan.
Tidak akan aku menyesal pernah menjadi prioritasmu walau hanya sekejap.

Bagiku, kamu selalu punya ruang.
Entah akan ku simpan dimana, yang pasti terimakasih sudah pernah berjuang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesona 11-12-13

Ramadhan 1444H