Terimakasih Pak, Bu

Barusan gue nonton salah satu video YouTube dari salah satu teman di FB. Gue ngga punya ekspektasi apa-apa selain melihat kembali guru SMA gue. Video ini adalah persembahan terakhir di masa purna bakti Bapak guru tersebut.

Masa bakti di sekolah itu 35 tahun lamanya, dari 1987-2022. Lebih tua daripada usia gue, dan yang pertama bikin gue sedih bahkan nangis sampai akhir video adalah, betapa sederhana rumah dan motor bebeknya. Gue baru sadar, bahwa puluhan tahun menjadi guru tidak pernah menjadikan beliau kaya. Sedangkan anak didiknya sudah menjadi “orang” dengan berbagai profesi. Gue gak pernah dapet pelajaran beliau, tapi setelah melihat bagaimana rambutnya yang dulu hitam (10 tahun lalu) berubah menjadi putih. Sampai gue menulis ini, tangis gue masih belum bisa berhenti. Dada gue sesak. Nafas gue susah. Tissue gue habis. 

Gue speechless. Gue ngga pernah habis pikir bagaimana profesi guru di negara ini sangat berbeda di negara-negara lain terutama Jepang. Yang gue tau, setelah Jepang diserang bom Hirosima-Nagasaki, hal pertama yang mereka lakukan adalah menyelamatkan guru-guru. Karena peran guru-guru tersebutlah yang dapat membangun kembali Jepang dari keterpurukan.

Untuk Bapak dan Ibu yang telah mengajarkan banyak hal, terimakasih banyak. Semoga ilmu dan nasihat yang diberikan menjadi ladang pahala Bapak dan Ibu kelak. 🥹



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesona 11-12-13

Ramadhan 1444H