Wohooo, akhirnya kesampean juga mendaki gunung fuji. Setelah 5 tahun gak mendaki gunung, dengan niat dan tekad yang kuat gue memutuskan mendaki fuji musim panas tahun ini. Rencana ini baru gue susun 2bulan yang lalu, yang mana gue mencari beberapa info teman mendaki dan akhirnya gue pergi dengan rombongan berjumlah 19orang dan gue cewe sendiri. Iya, cewe sendiri. Udah biasa kan?! Hmm. Karena jarak tempat tinggal gue ke fuji lumayan jauh, hal pertama yang gue siapkan adalah memesan tiket bus untuk transportasi PP. Berikut biaya yg gue keluarkan : Bus : ¥9.900 x 2 = ¥19.800 Bus Shinjuku - Fujiyoshida : ¥3.800 x 2 = ¥7.600 Registrasi Fuji jalur Fujiyoshida : ¥2.800 Oke, lanjut cerita perjalanan mendaki. Jadiii, mendaki fuji itu gak dari awal banget. Seperti gunung di Indonesia ada beberapa jalur, dan rombongan gue memilih jalur Yoshida. Yang mana itu merupakan pos kelima. Dan untuk mencapai puncak rata-rata 6jam waktu perjalanan. Disinilah drama pendakian dimulai. Gue harap ini tida...
久しぶり Ternyata banyak momen yg gue lewatkan tapi tidak tercatat di blog ini, momen gue menginjak usia 31 tahun di November 2024, momen gue patah di usia 30 dan mencoba membuka hati untuk stranger dan ujung-ujungnya berakhir “lagi” hehe, momen gue menyelesaikan kontrak magang gue Juni 2025 sampai momen gue kembali lagi ke Jepang 5 Agustus 2025. Kenapa ya semakin gue dewasa semakin sedikit gue ingin membagikan kisah ke khalayak ramai, apalagi tentang rencana dan proses menuju sebuah impian. Memang belum sampai di fase menjadi privat banget, tapi sedikit demi sedikit usia memang mempengaruhi cara pandang dan bagaimana gue merespon sebuah masalah. Gue bersyukur bisa sampai di titik ini, gue merasa kalau usia 31 bukan hanya perubahan sebuah angka tapi juga perubahan pola pikir dan cara bersikap. Mungkin di usia 30 tahun pencapaian terbesar gue adalah ketika menyadari bahwa gue semakin jarang menangis, fyi gue adalah orang yang cengeng dan sudah pasti untuk menghadapi masalah diawali den...
Kacamata.. Ada apa dengan kacamata? Gue cuma pen sharing aja pengalaman gue yang ketergantungan dengan kacamata. Gue salah satu dari milyaran orang yang memakai kacamata. Dan itu bukan hal yang aneh kan?! Tapi buat gue, itu aneh. Pertama kali pake kacamata dari tahun 2012, pas gue udah masuk kuliah. Waktu SMA perasaan nggak ada tanda-tanda gue harus pake kacamata. Dan nggak kepikiran sama sekali dalam hidup gue. Katanya pake kacamata itu kan identik dengan kutu buku, hehe padahal bukan gue banget tuh. Sebelum gue berkacamata, gue sering ngeluh ketika hari udah mulai sore, dan pandangan gue suka agak nge-blur gitu kalo liat sesuatu atau tulisan. Mama sih bilangnya cuma rabun ayam aja. Bagi yang nggak tau apa itu rabun ayam, rabun ayam adalah keadaan dimana kalo udah sore si ayam itu suka rabun dan pandangannya kabur. Jadi.. kalo manusia kaya gitu juga, dinamainnya rabun ayam. Hehe nggak tau juga sih mama tau darimana.. gue mah iya iya ajaaa -_- Sempet jamannya ...
Sabarko hati({})
BalasHapusmenyedihkan sekali nah :'D
Hapusaku nggak tahu ini puisi apa bukan. Kalo dibales, takut salah. xD
BalasHapushaha curcol ini mah
Hapus