29 Tahun

Halo, kemarin tepat usia gue menginjak 29 tahun. Di antara kisah hebatnya pekerjaan teman-teman gue, kehidupan rumah tangga mereka dan berbagai pencapaian-pencapaian di usia 29 tahun, gue baru memulai lagi langkah baru. Langkah yang sebetulnya gue pikir adalah hal nekat, tapi pada hakikatnya ini sudah tercatat di rentetan takdir gue. 

29 tahun yang tidak mudah, jatuh bangun, canda tawa hingga duka dan lara yang tentu saja silih berganti dalam perjalanan sampai di usia ini. Beberapa tahun ke belakang sebetulnya gue “tidak suka hari ulang tahun gue sendiri.” Karena gue harus menghadapi bahwa usia gue semakin menua dan itu sesuatu yang sulit dijelaskan bagaimana rasanya. Tapi tahun lalu, gue mendapat kejutan tumpeng dari keluarga gue karena mereka berkeyakinan bahwa ulang tahun berikutnya gue sudah berada di Jepang. Dan itu betul adanya. Tahun ini gue mendapat kejutan dari teman-teman serumah gue. Bukan hal yang besar, cukup perayaan dengan makan pizza dan kue pie coklat. Juga kado sarung tangan (mengingat sudah memasuki musim dingin dan gue tidak punya sarung tangan) juga waffle kesukaan gue yang baru gue coba beberapa hari yang lalu. 

29 tahun yang penuh dengan pembelajaran tanpa henti. Kadang gue cape, kadang gue pengen udahan aja, tapi mengingat kejadian dua tahun lalu ketika di hari ulang tahun gue kecelakaan, gue berhenti menginginkan kematian gue sendiri sebelum gue berhasil mewujudkan mimpi-mimpi kecil gue untuk kedua orang tua dan saudara-saudara gue. 

Semoga langkah demi langkah kedepannya diringankan, pundak gue juga semakin dikuatkan. Semoga otak dan hati gue bisa tetap hidup waras walau dihantam berbagai tempaan. Terima kasih Aas Nuraisiyah, sudah berjalan sejauh ini dan tidak pernah berhenti.


Komentar

  1. Jangan pernah berpikir hal bodoh lagi.
    Lu tau gak, seberapa senengnya gue mengenal elu dan seberapa besarnya harapan gue ke elu.?
    Lu nyadar ga sih setelah sekian tahun lamanya gue menutup hati, cuman elu yg mampu menghidupkan harapan gue lagi setelah sekian tahun lamanya.
    Gue berani bahkan nekat lompat dari Sumatra ke Jawa itu demi bisa berama elu, gue emang gak bisa janjiin hidup dengan bergelimpangan harta, tapi insyaallah gue akan berusaha bahagiain elu meski dengan keterbatasan gue.
    Gue gak takut capek, gak takut matahari, gak takut baju gue kotor basah dan kotor.
    Gue bukan egois, sadar miskin tapi pen nya Spec kayak elu, gue cuma gak pengen kehilangan pencipta senyum gue yg duluh pernah pudar, ya kalau pun nanti kamu bilang gak, ya gapapa, melihatmu bahagia juga itu tujuanku jugakan, jadi jangan pernah lagi berfikir hal² bodoh lagi, masih inget kan kata² gue. Bayangin wajah gue yg buluk ini, sambil senyum gue bilang "You is the most beautiful girl in the world, ya cantik itu banyak, tapi gue sudah menetapkan hati "elu yg paling cantik" yg mau Ama gue juga ku rasa ada tapi "gue sudah menetapkan hati elu sebagai sandaran terakhir gue" dan kalau pun seandainya kita tidak berjodoh dan aku pun menikah, itu bukan karna sandaran terakhir, mungkin Hanya berkelangsunga hidup aja deh, bukan berarti gue tak akan mencintai nya, jelas gue juga akan mencintai nya, karna menikahi orang yg dicintai itu suatu kebahagiaan tapi mencintai orang yg dinikahi itu suatu kewajiban, bukan kah begitu buk.?
    Aku hanya berharap kamulah pelabuhan terakhirku, jadi jangan pernah berfikir hal² bodoh lagi ya, gue Bangga punya elu, elu berharga banget buat gue, jadi lu jangan lagi bersusah hati karna orang lain, Dan lu juga harus tau seberapa berartinya elu dimata ibuk mu, lebih dari dunia beserta isinya.
    Mungkin kami tak bisa memberikan apa yg kamu inginkan, tapi ketahuilah buk, kehadiran mu adalah suatu kebahagian yg tak bisa kami jelaskan dengan kata, hanya Tuhanlah yg mampu mengukurnya.
    Baik² ya disana, jaga kesehatan

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesona 11-12-13

Ramadhan 1444H