Buta Arah

There's no perfect in the world.
Yaps, pasti setuju dong dengan kata-kata super-bijak tersebut.
Allah itu adil, ngasih kelebihan dan kekurangan pada setiap orang. Termasuk gue. Walaupun selama ini gue ngerasa lebih banyak kekurangan sih hehe. Mungkin guenya aja yang belum sadar punya kelebihan itu.
Sebelumnya, gue pernah cerita tentang kekurangan fisik gue yang mengharuskan gue pake kacamata. (baca : kacamata). Nah tentunya masih banyak kekurangan dari gue yang orang lain tau atupun enggak.
Dan gue mau cerita tentang salah satu kekurangan gue yaitu ~> "buta arah".
Mungkin bukan cuma gue kali yaa yang buta arah, salah seorang yang gue bangga bisa samaan dengan ke-butaan tersebut adalah Ran Mouri. Eh tapi itu tokoh kartun ding, bukan orang -_-
Gue sih nggak tau harus dengan cara apa dan bagaimana mengatasi hal tersebut. Apakah buta arah adalah penyakit atau sebuah kutukan. Etdah lebay banget haha.
Setau gue sih, penyakit buta arah ini kebanyakan diidap oleh kaum perempuan. Salah satunya gue. Iya, gue perempuan. Heu.
Nah, emang separah apa sih dampak dari buta arah itu?
Dampak paling besar sejauh ini sih palingan nyasar. Tapi selama ada orang sekitar yang bisa ditanya, hal tersebut nggak terlalu berbahaya menurut gue. Yang jadi masalah kalo nyasarnya di gunung atau hutan belantara. Yaah itu mah orang yang nggak buta arah juga bisa nyasar keleus haha.
Oke, cukup intermezzo-nya yaa.
Nah, kenapa gue menyimpulkan kalo gue buta arah? Karena emang gue orangnya paling nggak bisa hafal jalan yang baru satu kali dilewatin. Karena menurut gue, jalan pergi sama jalan pulang itu keliatan yang ada di rekam ingatan gue "berbeda". Berbeda gimana? Kalo jalan pergi itu kan belok kiri, sedangkan jalan pulang itu belok kanan. Atau arah gedung yang gue liat, dari sisi waktu gue pergi dan pulang itu kan nggak sama. Jadi yaa gitu deh, mungkin otak gue terlalu lemah wkw~ Kalo ke tempat yang mungkin minimal 3 kali gue lewatin sih gue bakalan memaksa diri buat hafal. Misalnya dari rumah ke kampus, dari rumah ke kantor. Itu gue butuh waktu kurang lebih seminggu buat berani pergi-pulang sendiri.
Tapi, hidup di Jakarta mengharuskan gue mandiri. Harus tau jalan. Karena sesungguhnya, nyasar di kota itu sama bahayanya seperti nyasar di hutan #katanya.
Selama hampir 2 tahun di Jakarta, akhirnya gue mulai belajar melawan ketakutan gue. Lebih memberanikan diri buat kemana-mana sendiri dan fokus sama petunjuk arah yang ada di jalanan. Gue nggak boleh gini terus, nerima nasib kalo gue buta arah. *kepalkantangan*
Eh walopun gue buta arah, tapi gue pernah loh jadi navigator hicking ke Cileat (Gunung yang ada di Subang, Jawa Barat). Itu adalah pencapaian terbesar gue selama ini. Bayangkan, gue yang baru satu kali camping sama temen-temen eskul gue (SisWA-Pecinta-ALAm), jadi navigator temen-temen dari eskul lain (PMR) buat ke Cileat. Karena gue deket sama anak-anak PMR, dan mereka tau gue pernah camping kesana, mereka minta gue buat jadi penunjuk arah. Dengan keterbatasan gue akhirnya gue berhasil bawa mereka ke curug 7 (air terjun ke-7). Hicking pertama nggak sampe finish karena cuacanya yang kurang mendukung a.k.a Hujan. Nah akhirnya kali kedua berhasil juga sampe curug 7. *narisaman*
Emang sih Cileat itu nggak sebesar Gunung Salak, Bromo, atau Gunung tertinggi di dunia lainnya. Nggak ada apa-apanya malah. Tapi, bagi gue yang punya kelemahan "buta arah" dan berhasil jadi seorang navigator abal-abal, hal tersebut adalah salah satu paling membanggakan dalam hidup gue. Ngebawa mereka dari curug 1 sampai 7 dan ngeliat keindahan alam yang Allah ciptakan, membuat gue speechless, nggak nyangka ternyata gue bisaaaa.
Dan mulai saat itu, gue percaya bahwa setiap manusia punya insting. Walopun insting yang ada dalam diri gue lemah, at least masih ada lah. :)

Curug 6 dan 7 bersebelahan

curug 7 ini terkenal karena pagi hari cahaya matahari dari timur memantul ke air terjun dan menjadikan pelangi.
foto ini diambil ketika gue camping.
waktu hicking sama ank PMR nyampenya siang, jadi nggak sempet liat pelangi.



Komentar

  1. Indonesia memang indah hanya sja kesadaran akan wisata kita yang kurang di perhatikan. Jadi lestarikan alam kita...



    mampir di blog saya www.putrajimmi.blogspot.com

    BalasHapus
  2. hmmm ternyata ada yg sama kaya gw. makanya kadang gw suka ambil jalan yg lurus jauh macet dari pada yg deket lancar tp banyak pertigaan n belok2an nya. jalan lurus pun kadang gw masih suka kelewat biarpun gw dh beberapa kali ke lokasi itu.

    BalasHapus
  3. Kalo gitu harus punya pendamping kayak sinichi.. "sinichi kan detektif terkenal, pasti kau akan menemukanku..." kata Ran. -____-

    BalasHapus
  4. saya buta arah atau disorientasi arah juga. silakan datang ke sini: www.jembatan-buatan.blogspot.co.id

    BalasHapus
  5. Wkwkwk sama mbak.. Untung aku ga sendirian.. Kadang sampe bingung sebelum masuk gang tadi jalan dari rumah kanan atau kiri.. Padahal udah lewatin jalan itu berkali2 .. Pas liat bangunan2nya baru nyadar oiya ini salah arah.. Berarti dari gg tadi harusnya bukan belok sini.. (Dan serius ini kejadian berkali2)
    Aku malah takut ini penyakit alzheimer makanya sampe mampir keblog ini gegara nyari2 penyebab buta arah.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesona 11-12-13

Ramadhan 1444H