Mimpi Itu
Selama ini aku selalu memimpikan hal itu. Hal yang kemungkinan terjadinya hanya sebagian kecil dari kemungkinan besar gagal lainnya.
Mencari tau tentang hal tersebut kesana kemari, tetap saja rasanya mimpi itu terlalu tinggi untukku.
Bukannya tidak yakin akan kekuasaan-Nya. Hanya saja, aku mencoba berfikir realistis dan tidak mau berharap lebih pada mimpi itu.
Setiap kali aku membayangkan mimpi itu saja sudah membuatku bahagia. Apalagi sampai mimpi itu terjadi dalam kehidupan nyata.
Ah, lagi-lagi aku memasang puzzle harapan untuk mencapai mimpi itu.
Tapi, pagi ini aku dikejutkan dengan ajakan untuk menggapai mimpi yang selama ini aku pendam.
Senyum sumringah dan mata berbinar tak bisa ku sembunyikan.
Harapan yang selama ini aku tahan entah sekarang betapa tingginya menjulang.
Ikhlas.
Iya, selama ini aku mengabaikan satu kata itu dalam hidupku.
Sampai pada saat aku menyerah dan pasrah, ikhlas adalah pilihan terbaik untuk mengobati kekecewaanku.
Namun, ketika aku telah menikmati keihkhlasanku. Tuhan memberi hadiah kecil dengan memberi kunci untuk membuka kotak mimpiku kembali.
semoga tetap semangat untuk meraih mimpi :)
BalasHapusiyaa mbaa pastiiii, makasih yaa :)
HapusMimpi saat itu Enstein lebih memilih mimpi daripada intelektual
BalasHapusYang paling spesial buat aku itu si Hirata, karna dia telah memberikan cara hebat untuk membuat kunci kotak mimpi itu
keep writing neeessss hehe
hha thanks for your visit kiki :D
Hapustulisannya keren tapi pendek banget, gw masih enak baca eh abis :"(
BalasHapusmakasih bro kunjungannya. gw masih belajar nulis, dan akan terus belajar buat bikin tulisan keren dan lebih panjang hehe. doain :)
Hapus