Stop Black Campaign dan JARPENDOS!

Senin, 9 Juni 2014. Itu artinya sebulan yang akan datang sudah memasuki bulan ramadhan.. duh senengnyaaa :3
eh tapi hal yang lebih menarik dibahas untuk bulan depan adalah pilpres, #nahloh garuk-garuk kepala nggak gatel.
Bener kan yaa?! yups bener banget, 9 Juli mendatang merupakan hari dimana penentuan masa depan Indonesia 5 tahun kedepan. Ah sok ngerti politik deh gueeee ( ._.)(._. )
Hehehe bukan maksud gue mau sok ngomongin politik, bukan. Boro-boro mau sok-sok ngomongin politik. Ngomongin tugas kuliah aja udah cukup banyak menyita waktu gue hyaaaaat..



Gue merupakan peserta pemilu yang masih awam. Ini pertama kalinya gue punya hak pilih dalam pilpres, walaupun sebelumnya gue udah pernah berpartisipasi dalam pemilihan Gubernur dan Pileg. Pada pemilihan Gubernur Jabar gue milih apa yang dipilih orang tua gue, karena gue pun nggak pernah tau apa yang udah Gubernur Jabar hasilkan akhirnya gue nurut aja kata mama gue (nanti kalo nggak nurut dibilang anak durhaka, terus dikutuk jadi batu -_- hahaha nggak gitu juga keleus). 
Dan akhirnya gue pun perdana melakukan pencoblosan. Pada saat Pileg, jujur gue nggak milih siapa-siapa. Bukan karena katanya pusing calonnya banyak banget, bukan. Atau karena kertas suara segede tiker? of course no ('-' )/
Karena pada saat itu kebetulan gue sedang berada jauh dari kampung halaman dan lain hal yang nggak bikin gue pulkam, otomatis gue golput dong. Sebenernya ada "serangan fajar" bagi penduduk bukan asli Jakarta kaya gue. Jadi, kita disuruh ikutan nyoblos padahal namanya bukan atas nama kita (hebat bener yah Indonesia -_-). Tapi gue lebih memilih tidak andil dalam hal tersebut, ah daripada berpartisipasi mewujudkan anggota DPR yang ancur.. mending golput sekalian.. pikir gue sambil guling-guling diatas kasur.
Dua pemilihan berlalu, dan ternyata ada satu pemilihan penentu bagi bangsa Indonesia. 
Keinginan gue buat bangsa Indonesia ini nggak muluk-muluk sih, yang penting Indonesia Merdeka. Udah itu aja. Karena bagi gue, sebenarnya Indonesia belum sepenuhnya Merdeka. Yaaaah.. jangan ditanyain kenapa dan bagaimana deh, kita sesama bangsa Indonesia pasti tau apa alasan gue bilang gitu. You know what I mean laah..


So, buat bikin Indonesia merdeka pasti kita butuh Pemimpin yang bener-bener memimpin kan?! iya betul bingits *alay*
Nah, pokok permasalahannya adalah siapa yang akan melenggang menduduki kursi RI-1?
Anda penasaran? sama, saya juga x))



Ini nih yang lagi santer jadi pemberitaan, dan bisa dibilang jadi trending topic deh buat orang Indonesia.
Setiap hari TL Twitter maupun Facebook menyajikan berita terkait pilpres maupun status-status yang mendukung capres masing-masing.
Tapi disini gue cuma ngerasa pathetic aja sama kenyataan yang ada terkait kampanye pilpres tahun ini. Kenapa? kita pasti tau sendiri dari berita online, televisi maupun cetak. Pilpres diwarnai dengan black campaign and d'ble and d'ble..
Gue tau kok setiap orang punya hak memilih siapa capres yang layak dan pantas memimpin Indonesia. Tapi mbok ya nggak usah saling menjatuhkan dan menjelekkan bisa kan?! Emang kita Tuhan yang Maha Sempurna? atau merasa jadi Nabi sebagai manusia suci yang diharamkan dari perbuatan dosa?
Inget looh, kita manusia biasa yang bahkan mungkin tiap hari tanpa sadar ngelakuin dosa.


Logikanya gini, gimana Indonesia mau bersatu kalo baru Pilpres aja kita udah terpecah belah???!! Sikut sini sikut sana. Senggol sini senggol sana. Bacok sini bacok sana. Bukannya milih karena prestasi capres, tapi karena milih siapa capres yang lebih sedikit berita buruknya. Itu gimanaaa ceritanya cobaaaa??


Ini Indonesia bukannya Merdeka, ancur minah iya -_-!!
Huh hah huh hah *tariknafasdalemdalem*
Bener kata Bang Tere Liye :

"Saya berkali2 menghimbau agar orang2 tidak berlebihan membela jagoan pilpresnya, sampai berantem dengan teman dan saudara sendiri, sampai ikut2an menyebar hal2 yang belum tentu benar (bahkan termasuk gunjing, fitnah, menjelek2an, dsbgnya).
Karena ketahuilah. Jika Prabowo gagal jadi presiden, dia tetap orang tajir, kaya raya, punya bisnis di mana2. Jika Jokowi gagal jadi presiden, dia tetap Gubernur Ibukota, juga pengusaha kaya. Dua2nya tetap punya kesibukan top dan keren.
Nah, apesnya, mau yang mana pun jadi presiden, kita tetap begini2 saja, bukan? Yang pekerjaannya itu ya tetap itu juga. Yang menghabiskan waktu di media sosial sampai bosan ya tetap itu juga. Yang begitu2 saja hidupnya, ya tetap begitu2 saja. Lantas apa untungnya tiap hari memposting jagoan pilpres kita? Malah bikin hati tidak adem.
Cukup tentukan pilihan--terserah mau pakai cara apa menentukannya. Simpan dalam hati, nyoblos ketika jadwalnya tiba. Selesai."

Heyyy, jangan sampai kita menjadi orang Jarpendos (Jari penuh dosa) yang tiap hari sibuk nyari kekurangan dan gosip-gosip murahan terus di posting di Twitter/Facebook.
Gue juga tau, gue juga ngerti kalo kita semua pengen Indonesia maju. Indonesia Merdeka. Indonesia Raya. Tapi kalo pengen akhir yang baik, bukannya harus diawali dengan yang baik pula kan?
Saling serang, saling bully bukan merupakan awal yang baik. Gimana ceritanya mau akhir yang baik?

Misalnya gini deh.. elu pendukung capres nomor 1. Selama kampanye lu bilang blablabla tentang rival capres idaman lu. Pokoknya penuh kebencian dan anti aja gitu sama capres lawan. Terus malah yang menang capres nomor 2. Apa iya lu buru-buru mencopot kewarganegaraan Indonesia dan pindah ke negara lain? Gue yakin banget lu nggak bakal ngelakuin hal se-ekstrem itu deh :D (rempong juga kali yes)
Begitu juga sebaliknya, kalo lu sebagai pendukung capres nomor 2 dan yang menang malah nomor 1. Apa iya lu bakal ngajak balap kuda atau adu tembak? Da nggak bakal kaya gitu gue rasa..


Kita diberi akal buat dipake mikir, bukan mikir licik atau jahat.. bukaaan. Tapi buat mikir yang realistis rasional. Gimana mikir realistis dan rasional? yaa coba dengan cari berita positif-negatif capres. Amati track record-nya, pahami Visi Misi-nya, baca berita-berita dari dua sudut pandang yang berbeda.
Come on gays, buktikan kalo bangsa Indonesia itu bangsa yang cerdas. Mau dibilang cerdas, berpikiran maju dan terbuka.. masa iya masih percaya isu, black campaign, hoax dan antek-anteknya.

see, what do you think about this picture?

Ketahuilah bahwa capres dan cawapres sekarang merupakan putra-putra terbaik bangsa Indonesia. Kalo nggak baik mana mungkin bisa sampai kaya sekarang?!
Prabowo yang lulus SMA saat usianya 16 tahun di American School, London. Beberapa beasiswa di Universitas Amerika telah diterima, namun beliau lebih memilih takdirnya dengan masuk Akademi Militer, Magelang. Banyak penghargaan yang diterima Prabowo sampai dia mendapat sebutan "The Brightest Star". Karir gemilang di dunia militer yang patut dibanggakan. Dan meskipun mundur dari dunia militer nyatanya beliau menjadi Pebisnis hebat. Dikenal sebagai orang yang cepat tanggap dalam mengambil sebuah keputusan. 
Jokowi, karir sebagai pemimpin dengan menjadi Walikota Solo (meraih penghargaan sebagai Walikota terbaik ketiga di Dunia) dan Gubernur DKI Jakarta patut diacungi jempol. Gaya khas yang sederhana, sedikit bicara banyak bekerja merupakan hal yang disukai banyak orang. 

Kesimpulannya, semua capres-cawapres adalah orang-orang hebat. Siapapun yang akan terpilih semoga menjadi pemimpin tepat membawa Indonesia menuju Kemerdekaan yang sesungguhnya.


Stop Black Campaign dan JARPENDOS (Jari Penuh Dosa)






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesona 11-12-13

Ramadhan 1444H