4 Ramadan 1443/2022

Hari keempat puasa, dan hujan rintik-rintik mengguyur langit Dukuh dan sekitarnya di sore hari. Atau mungkin di daerah lain juga hujan, gue nggak tau. And me always like rain anyway. Aroma petrikor, jalanan dan daun-daun yang
basah, juga langit sendu yang mendukung kegiatan “bengong” gue. Hehe.

Hari keempat gue menulis di blog selama ramadan dan semoga konsisten. Hal ini merupakan upaya kecil gue untuk merefleksikan setiap kejadian yang terjadi di setiap harinya. Kejadian yang membuat gue bersyukur, meskipun bukan tentang hal-hal besar. Bisa jadi, karena gue masih bangun dari tidur dan diberi kesempatan bernafas untuk melanjutkan hidup dengan tujuan menjadi lebih baik dari hari kemarin.
Beberapa waktu belakangan gue sibuk dengan dunia gue, dan melupakan apa yang gue cintai sedari kecil yaitu menulis. Padahal gue tau bagaimana cara menjadi apa adanya gue “seutuhnya”. Karena dengan menulis, gue bisa mengungkapkan apa yang tidak bisa gue ungkapkan melalui “bacot” gue, hehe. Sekarang gue sadar, bahwa kesibukan yang lalu-lalu telah membuat gue kehilangan cara terbaik healing menurut versi gue. Kenapa perlu healing?

Lately I feel overwhelmed, for all this life. So I think I need healing. Walaupun baru self diagnose tentang keadaan mental gue. Tapi gue sebagai pelaku utama sadar bahwa memang beberapa waktu belakangan banyak hal yang membuat mental gue lumayan “down”. Enggak separah penderita mental illness lainnya memang. Cuma yaa gue berasa nggak ada gairah hidup aja. Swich perasaan sedih dan bahagia tuh cepet banget. Apalagi di saat bersamaan gue melihat pencapaian teman-teman gue. And again, this is the big problem for my self.
Tapi otak dan isi pikiran yang masih waras lainnya buru-buru menyadarkan dan segera mengingatkan gue bahwa “mereka dapat kebahagiaan yang sekarang karena telah kehilangan kebahagiaan lainnya yang masih gue punya.

Contoh 1 ; teman dekat gue udah menikah dan gue liat kehidupan setelah pernikahannya bahagia, tapi sebelumnya dia kehilangan ayahnya. 
Contoh 2 ; teman gue tetap lanjut bekerja di kantor yang sebelumnya juga tempat kerja gue dan gue dengar ada kenaikan gaji, tapi dia punya tanggunan keluarga dan bayar cicilan ini itu.
Contoh 3 ; teman gue bisa beli baju, handphone, apapun yang orang lain pengen beli, tapi keluarganya gak harmonis.

Dan masih banyak contoh lainnya yang bisa gue jadikan alasan untuk tetap bersyukur. Gue masih bisa tinggal di rumah yang nyaman, makan enak, menghabiskan waktu bersama keluarga, dan kesederhanaan hidup lainnya yang menurut gue adalah beberapa alasan untuk tetap melanjutkan hidup.
Gue tau, gue manusia biasa yang bisa lelah, bisa bosen, bisa putus asa. Tapi semoga Tuhan gue nggak lelah menghadapi hamba kaya gue :’)

Semoga gue selalu dijauhkan dari perasaan iri, dengki, hasad dan penyakit lainnya. Semoga gue selalu didekatkan dengan perasaan syukur, sabar, ikhlas dan perasaan bahagia lainnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesona 11-12-13

Ramadhan 1444H