Tepat sebulan yang lalu adalah awal kisah jarak jauh kita. Mengantarkan dia ke bandara untuk pulang ke kota asalnya. Adalah hal yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya.
Aku tidak sedih. Kau tidak percaya? Baik, aku jujur. Aku memang sedih. 
Tapi aku tidak ingin berlarut-larut meratapi kesedihanku. Untuk apa? Toh jika hati kita sudah saling terpaut, jarak sejauh apapun bukan masalah. Kita tetap berpijak pada bumi yang sama, dan menatap langit yang sama. Saat aku tidur kamupun tidur, saat aku makan kamu juga makan bukan? Hey lihat, kita tetap melakukan hal yang sama meskipun kita berjauhan. Sesekali kita bisa saling menyapa lewat telepon, atau bertukar kabar lewat pesan singkat. Ini mudah, jika kita melakukannya dengan tulus dan tanpa mengeluh. Iya, itu kuncinya. Jangan mengeluh atas semua hal yang terjadi diluar keinginan kita. Mungkin Tuhan menjauhkan kita agar lebih memahami satu sama lain. Tuhan ingin melihat seberapa kuat kita diuji, dan seberapa lapang hati kita untuk mengikhlaskan hal yang memang tidak kita inginkan.
Berbahagia untuk harapan yang tercapai adalah biasa, tapi jika kita berbahagia untuk harapan "lain" yang tercapai baru luar biasa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesona 11-12-13

Ramadhan 1444H