Setidaknya perasaan itu sifatnya gratis. Rindu misalnya, tidak bayar sama sekali, kalau rindu itu sampai bayar, aduh, bisa jadi fakir semua para pecinta di dunia ini. Rindu satu jam bayar 10.000, rindu sepanjang tahun, berapa biayanya?
Setidaknya perasaan itu juga sifatnya tidak diskriminatif. Jatuh cinta misalnya, tidak ada diskriminasinya, kalau sampai ada, bisa jadi yang pesek dilarang jatuh cinta sama yang mancung, nyatanya boleh-boleh saja. Banyak yang pesek berjodoh sama yang mancung, malah kisah cinta mereka spesial.
Setidaknya perasaan itu juga sifatnya bukan ujian nasional. Kalau rasa sayang itu ada UN-nya, bisa jadi, angka kecurangan membumbung tinggi. Lihat saja, orang-orang bahkan ingin tahu sekali siapa yang melihat profile FB-nya? Bila perlu dengan software khusus.
Pada akhirnya, ketahuilah, setidaknya perasaan itu juga sifatnya berdiri sendiri. Bahkan ketika ditolak sekalipun, disuruh ngaca sana, dihina dan sebagainya, kita tetap bisa bilang itu perasaan, bukan? Tetap bisa disebut cinta, tetap bisa dibilang sayang, bukan?
Maka lengkapilah dengan yang disebut: "kehormatan perasaan", maka insya Allah kita bisa selalu menjaga diri. Jangan tumpah ruah perasaanya, bikin becek timeline, jangan mau diajak berdua-duaan, dipegang-pegang, jangan mau. Jangan mau melakukan hal sia-sia hingga merusak diri sendiri. Barangsiapa bisa menjaga kehormatan perasaannya, dia akan bisa menjaga kehormatan dirinya.

-Tere Liye-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesona 11-12-13

Ramadhan 1444H